Pages

Senin, 14 Oktober 2013

Cara Membenahi Indonesia



Salah Satu Cara Membenahi Indonesia

Beberapa Hal yang saya pikirkan untuk membenahi Indonesia. Hal yang pertama saya ingin benahi adalah kemacetan yang  parah pada Ibukota Kita yaiu DKI Jakarta. Ada beberapa hal, solusi yang  menurut saya baik untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, berikut adalah penjelasannya.

Mengatasi kemacetan di Jakarta yang semakin hari semakin parah.

Berikut ini, adalah hal-hal yang mungkin bisa menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan yang ada pada Jakarta, solusi tersebut antara lain:
1.      Jalur three in one lebih diperluas wilayahnya dan tidak menggunakan batas waktu.
2.      Jalan-jalan yang dilalui busway yang menyebabkan penyempitan badan jalan harus segera diperlebar.
3.      Membangun transportasi massal lain, seperti misalnya subway atau monorel
4.      Menerapkan usia kendaraan yang layak beroperasi. Ini juga dapat mengurangi polusi.
5.      Meningkatkan tarif pajak kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda empat.
6.      Mengadakan pelatihan atau seminar kepada supir-supir angkutan umum  tentang keselamatan dan peraturan berlalu lintas.
7.      Menegakkan aturan dengan menindak tegas semua pelanggar lalu lintas tanpa kecuali ataupun oknum polisi yang berbuat pungli.
8.      Memperbanyak dan terus menerus mengingatkan masyarakat melalui spanduk, brosur, ataupun iklan tentang disiplin berlalu lintas. Baik di media Cetak ataupun media elektronik.
9.      Peremajaan kendaraan umum (udah mulai diberlakukan dari metro mini). Karena salah satu alasan warga gak mau naik kendaraan umum adalah karena gak layak, gak aman, gak nyaman, gak tenang. Dikit banget nilai positifnya.
10.  Pembatasan jumlah kepemilikan kendaraan. Jangan pake pajak progresif. Larang total. Kalo udah punya mobil terus mau beli lagi kasih pilihan, "Mobil yang lama mau dijual atau ditarik dealer?" Sebelum dijual/ditarik, mobil baru gak dikirim. Mencegah penumpukan kendaraan.
11.  Pembelian kendaraan harus disertai dengan asuransi. Mobilnya murah, tapi asuransinya yang agak sedikit dimahalin. Lumayan kan buat pertimbangan kalo mau beli.
12.  Ini yang paling penting: KESADARAN WARGA. Percuma agan-agan koar-koar disini kalo warga yang lain aja gak ada kesadaran.
13.  Bikin jam masuk kerja/sekolah bervariasi, misalnya: sektor keuangan masuk jam 7, sektor industri masuk jam 8, sektor jasa masuk jam 9, sektor informasi masuk jam 10, sekolah masuk jam 10.30.
14.  Wujudkan desentralisasi yang selama ini cuma jadi teori. tiap provinsi punya jatah satu kantor kementerian pusat.
15.  Bila Transportasi Umum sudah lengkap dan nyaman, naikkan pajak kendaraan mobil dan motor menjadi 3 atau 2 kali lipat.
16.  Kendaraan mobil dan motor bila turun di jalan raya harus memiliki surat lengkap seperti BPKB dan STNK.
17.  Setiap 10 tahun sekali Mobil dan Motor di haruskan Regenerasi atau dijual dan diganti dengan yang baru lagi. Jadi misalnya unit mobil dan motor buatan dibawah tahun 2003 makan ditahun 2013 ini kendaraan tersebut tidak layak jalan

Kedua Mengatasi Kekeringan dan Banjir pada DKI Jakarta.
http://majalahinovasi.com/wp-content/uploads/2013/01/lubang-biopori2.jpgHal ini adalah mungkin cara terbaik dan termudah yang bisa kita lakukan untuk membenahi indonesia. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan membuat biopori.  Apakah biopori itu ?  Biopori adalah pori berbentuk terowongan kecil yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.  Biopori merupakan lubang resapan berbentuk  silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman air tanah.  Nantinya lubang ini diisi oleh sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori.  Biopori ini dikembangkan oleh Ir. Kamir Brata, praktisi dari Konservasi Tanah dan Air IPB.  Teknik biopori secara tradisional telah diterapkan oleh masyarakat kita dengan menggali lubang dan kemudian mengisinya dengan sampah organik sehingga sampah yang keluar dari rumah tangga hanya  tersisa sampah non-organik seperti plastik, kaleng, besi, dsb.  Pada teknik biopori, pembuatan lubang dimodifikasi dengan teknologi sederhana menggunakan bor tanah sehingga lebih memudahkan penggunanya.
Lubang resapan biopori ini adalah teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik yang dimasukkan ke dalam tanah.
Berbagai manfaat yang dapat kita peroleh dengan pembuatan biopori, yaitu :
  • Meningkatkan cadangan air tanah.
  • Mengurangi aliran air di permukaan.
  • Mencegah keamblesan dan keretakan tanah.
  • Menghambat intrusi air laut.
  • Mengubah sampah organik jadi kompos.
  • Meningkatkan unsur hara tanah.
  • Meningkatkan kesuburan tanah.
  • Mendukung upaya penghijauan.
  • Mengurangi sampah kota hingga 30%.
  • Mengatasi masalah akibat genangan air seperti penyakit demam berdarah dan kaki gajah.
  • Mengurangi pencemaran udara dan perairan.
  • Mengurangi emisi rumah kaca.
  • Mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.

Luar biasa manfaat biopori ini.  Lubang ini dapat dibuat di halaman di sekeliling rumah, di dasar saluran yang biasa dibuat untuk membuang air hujan, di dasar alur di sekeliling pohon,  atau pada batas taman.  Bagaimana cara membuat biopori ?   Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk pembuatan lubang resapan biopori, yaitu :
  1. Disiapkan bor tanah.
  2. Dibuat lubang berbentuk silindris ke dalam tanah dengan diameter 10-20 cm dan kedalaman sekitar 100 cm.  Jarak antar lubang sekitar 100 cm.
  3. Sampah organik yang berasal dari sampah tanaman berupa daun, rerumputan, dan sampah dapur berupa sisa-sisa sayuran dan sisa makanan dimasukkan ke dalam lubang dan dipadatkan.
  4. Disiram dengan air cucian beras (air) untuk menjaga kelembaban.
  5. Setiap 2-3 hari ditambahkan sampah baru dan dipadatkan.
  6. Setelah penuh, dibiarkan selama 1 bulan.  Kompos dalam biopori sudah dapat dipanen atau diambil bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

Dengan teknik biopori, maka hampir semua sampah organik tidak perlu dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS).  Sampah tersebut secara alami akan diproses oleh mikro organisme tanah dan dirubah menjadi kompos (pupuk organik).   Manfaat utama yang dapat kita ambil dari pembuatan biopori ini adalah meningkatkan cadangan air dan menjaga permukaan air tanah, yang berari kita telah ikut menabung air untuk kebutuhan umat manusia.  Lebih dasyat lagi dengan adanya lubang resapan biopori ini maka bencana banjir bisa dicegah.
            Selain membuat Biopori, solusi untuk mengatasi banjir dan kekeringan yang ada pada Ibu Kota DKI Jakarta adalah dengan melakukan beberapa hal seperti :
1.      Membuat Sumur-sumur Resapan Air
2.      Membuat Waduk-waduk untuk menyimpan air
3.      Membuat banyak lahan hijau atau Paru-paru Kota
4.      Pelarang penebangan pohon sembarangan
5.      Melakukan Reboisasi atau Penghijauan kembali

"TABUIK" Upacara Tradisional Sumatera Barat di Pariaman



Upacara Tradisional Sumatera Barat ‘Tabuik’ di Pariaman



  • Pendahuluan
Muharam merupakan bulan yang memiliki keistimewaan sendiri bagi kaum muslim di seluruh penjuru duniah termasuk Indonesia. Muslimin menyambut bulan muharam ini dengan bermacam – macam cara dan bermacam – macam perasaan.
Mungkin yang selama ini kita tahu muharam merupakan awal bulan hijriyah. Mungkin yang kita tahu seluruh muslimin di dunia menyambut bulan ini dengan kegembiraan. Ternyata tidak seluruh kaum muslimin menyambut bulan yang istimewa ini dengan kegembiraan. Salah satu dari kaum muslimin yang merasakan hal berbeda adalah dari saudara kita, kaum syi’ah.
Kaum syi’ah menyambut bulan ini dengan penuh kesedihan. Hal tersebut karena pada bulan Muharamlah terjadinya pembantaian Imam mereka. Imam mereka tidak lain adalah Husein bin Ali yaitu cucu Rasulullah saw.
Begitu pula di Indonesia , masyarakat muslim di Indonesia menyambut bulan Muharam dengan berbagai cara.
  • Seluk Beluk Tradisi ‘Tabuik’
Dari berbagai tradisi di Indonesia untuk menyambut bulan Muharam yang sangat unik ialah tradisi ‘tabuik’. Perayaan ‘tabuik’ merupakan perayaan yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan perayaan lainnya yang ada di Indonesia. Perayaan ‘tabuik’ merupakan budaya yang berasal dari daerah barat pulau Sumatera, yaitu daerah Minangkabau.
Untuk asal – muasal perayaan ‘tabuik’ diyakini tradisi ini dibawa oleh sekolompok suatu bangsa yang ada di Timur Tengah. Kelompok ini menganut aliran syi’ah Jafari. Dan diselidiki kelompok ini merupakan bangsa Cipei yang ada di sekitar dataran India. Mereka adalah serdadu Inggris, yaitu pasukan Islam Thamil, yang datang ke Bengkulu. Saat itu Bengkulu sedang diambil alih oleh Inggris dari tangan Belanda. Setiap tahunnya pada bulan Muharam orang – orang Cipei ini memperingati tragedi peristiwa Karbala dengan cara mereka.
Lama – kelamaan peringatan ini diikuti oleh masyarakat Bengkulu. Dengan berjalanya waktu peringatan ini meluas hingga sampai di Padang, Painan, Maninjau, Banda Aceh, Mealuboh, dan Pariaman. Dalam perkembangannya, peringatan tersebut hilang satu – persatu dari daerah – daerah tersebut. Akhirnya peringatan tersebut tinggallah di Pariaman saja. Di Pariaman peringatan tersebut bernama ‘tabuit’ yang sudah berbeda dengan peringatan yang dibawa oleh bangsa Cipei.
Istilah ‘tabuik’ sebenarnya bukan kata yang berasal dari Minang. Kata ‘tabuik’ merupakan serapan dari bahasa Arab. Asal mula kata ‘tabuik’ adalah tabut. Tabut sendiri memiliki arti kotak atau peti kayu
  • Waktu dan Tempat Pelaksanaan ‘Tabuik’
Perayaan ‘tabuik’ ini hanya dilaksanakan di Kota Pariaman yang berada di pesisir pantai Sumatera Barat. Perayaaan ini diselanggarakan dari pusat Kota Pariaman hingga Pantai Gandoriah.
Perayaan ‘tabuik’ digelar hanya pada bulan Muharam saja. Perayaan ini berlangsung selama 10 hari lamanya. Dimulai dari pagi 1 Muharam hingga malam 10 Muharam dengan rentetan acara yang sudah menjadi tradisi ‘anak nagari’.
Perayaan ‘tabuik’ ini diikuti oleh hampir seluruh lapisan masyarakat pariaman.
  • Susunan Acara pada ‘Tabuik’
Dari sepuluh hari itu, di setiap harinya terdapat acara yang sangat sakral. Dimulai dari pembuatan ‘tabuik’ yang berbentuk seperti keranda dan bouraq hingga proses pelepasan ‘tabuik’ ke pantai.
Dalam perayaan ‘tabuik’ terbagi menjadi dua perayaan yaitu ‘tabuik’ pasa (balai) dan ‘tabuik’ subarang. Pasa (balai) ialah daerah utama di Pariaman, yang dimana menjadi pusat kota. Subarang merupakan daerah Pariaman yang berada di samping Pasa (balai). Kedua bagian kota ini terpisah oleh sungai yang membelah Pariaman. Berikut pembagian urutan acara perayaan ‘tabuik’ menurut ayahanda saya, Ir. Soldi, yang sudah berpuluh – puluh tahun mengikuti tradisi ‘tabuik’ ini:

1.Upacara ‘Mambue Daraga’
‘Daraga’ adalah sebuah rumah yang dibuat khusus untuk mempersiapkan ‘tabuik’. Rumah ini terbuat dari bahan – bahan yang tradisional seperti bambu dan tambang. Biasanya ‘daraga’ dibuat tiga hari sebelum memasuki bulan muharam. Masyarakat Pariaman membuat dua ‘daraga’, yaitu ‘daraga’ pasa (balai) dan ‘daraga’ subarang.
‘Daraga’ akan terlihat seperti benteng yang berbentuk segi empat. Ukuran ‘daraga’ lima kali lima meter. ‘Daraga’ akan dikelilingi oleh kain putih.

2.Upacara ‘Maambiak Tanah’
Prosesi ini biasanya dilaksanakan oleh seorang laki – laki yang berasal dari keluarga pengurus ‘tabuik’. Sang pengambil tanah ini memakai kain putih. Kain putih ini berarti kejujuran dari kepemimpinan Husein. Prosesi ini dilakukan pada sore hari tanggal 1 Muharam.
Dalam prosesi ini terbagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok ‘tabuik’ Pasa (balai) dan kelompok ‘tabuik’ Subarang. Prosesi ini akan diiringi aloh arak – arakan yang ditemani dengan dentuman gandang tasa.
Prosesi ini dilakukan dengan mengambil segumpal tanah dari dasar sungai. Pengambilan tanahnya harus di anak sungai yang berbeda dan berlawan arah antara kelompok Pasa (balai) dan kelompok Subarang. Pangambilan tanah ini bukanlah hanya mengambil tanah saja. Tetapi ini merupakan simbol dari pengambilan jasad Hasan – Husein yang mati syahid.
Tanah yang telah diambil tersebut lalu dibungkus dengan kain putih yang bersih. Hal tersebut seolah – seolah seperti mengafani jasad dari Hasan – Husein.
Selanjutnya tanah tersebut diletakkan dalam sebuah periuk yang indah. Periuk yang telah berisikan tanah tadi dibungkus kembali dengan kain putih yang bersih. Setelah itu disimpan di ‘daraga’.

3.Upacara ‘Manabang Batang Pisang’
Prosesi ini dilakukan pada tanggal 5 Muharam. Pada tengah malam orang – orang kampung akan pergi ke hutan beramai- ramai. Mereka akan mencari pohon pisang, yang kemudian ditebas.
Dalam prosesi ini batang pohon pisang harus terpotong dalam satu tebasan. Yang menebas batang pisang haruslah laki – laki yang menggunakan semacam baju silat. Untuk menebasnya, biasanya penebas menggunakan pedang yang sudah diasah agar tajam setajam – tajamnya.
Kemudian batang pisang tersebut dibawa ke ‘deraga’. Sesampainya di ‘deraga’ ditanamkan dekat dengan pusara.
Prosesi ini melambangkan apa yang dilakukan oleh musuh – musuh Allah terhadap Hasan – Husein.

4.Upacara ‘Maatam Panja’
Prosesi ini dilakukan pada tanggal 7 Muharam oleh penghuni ‘daraga’. ‘Maatam panja’ ini dilakukan setelah shalat Dzuhur.
Prosesi ini dilakukan dengan cara mengitari ‘daraga’ sambil membawa peralatan untuk ‘tabuik’ seperti panja (jari), pedang, dan sorban. Mereka mengelilingi ‘daraga’ sambil menangis terisak – isak.
Prosesi ini merupakan tanda kesedihan mereka yang mendalam atas syahidnya Hasan – Husein.

5.Upacara ‘Maarak Panja’
Prosesi ini dilakukan pada tanggal 7 Muharam, hari yang sama dengan upacara ‘maatam panja’.
Panja merupakan sebuah kubah yang terbuat dari kertas kaca dan bingkai bambu. Kertas ini di gambari dengan tangan dengan jari – jari yang putus. Di dalam panja diberikan lilin.
Panja akan diarak keliling kampung. Kelompok ini akan memperlihatkan kepada seluruh masyarakat bagaimana kesedihan mereka. Dan ini meruapakan perlambangan bahwa jari – jari Hasan – Husein telah dipotong oleh musuh. Mereka akan menceritakan bagaiman kezaliman sang penguasa, Yazid bin Muawiyah, terhadap Hasan – Husein.
Mereka keliling kampung dengan diiringi oleh gandang tasa dan ‘tabuik lenong’. ‘Tabuik lenong’ adalah sebuah miniatur ‘tabuik’ yang diletakkan diatas kepala seorang pria.

6.Upacara ‘Maarak Sorban’
Prosesi ini dilakukan pada keesokan harinya, yaitu tanggal 8 Muharam. Prosesi ini tidak jauh beda dengan prosesi yang sebelumnya, ‘maarak panja’.
Rombongan akan keliling kampung. Memperlihatkan bagaimana kejamnya perlakuan penguasa saat itu, Yazid bin Muawiyah, kepada cucu nabinya sendiri, Hasan – Husein. Diiringi dengan tabuhan gandang tasa dan diikuti oleh pria yang mengenakan ‘tabuik lenong’.
Prosesi ini melambangkan bahwa kepala dari Hasan – Husein telah dipenggal bak hewan.

7.Upacara ‘Tabuik Naik Pangke’
Prosesi ini berada di hari utama yaitu tanggal 10 Muharam. ‘Tabuik naik pangke’ dilaksanakan pada pagi hari.
Pada pagi hari ‘tabuik’ dari kedua wilayah, Pasa (balai) dan Subarang, akan dikeluarkan dari rumahnya.
Kedua ‘tabuik’ itu akan diarak hingga bertemu. Setelah bertemu tabuik pun akan dipasangkan menjadi satu kesatuan ‘tabuik’ yang utuh.

8.Upacara ‘Hoyak Tabuik’
Prosesi ini merupakan yang paling meriah. ‘Tabuik’ diarak oleh rombongan ke Pantai Gandoriah untuk dihanyutkan. Sudah menjadi kepercayaan sisa – sisa dari ‘tabuik’ dapat menjadi jimat agar larisnya dagangan. Oleh sebab itu, ‘tabuik’ langsung diserbu oleh warga.

  • Kesimpulan
Menurut saya kebudayaan ‘tabuik’ ini merupakan sebuah kebudayaan yang sangat menarik untuk dipelajari/digali lebih dalam lagi. ‘Tabuik’ juga merupakan suatu budaya Minang yang sangat eksotis bila anda dapat merasakannya sendiri. Sangat jarang budaya Indonesia yang terangkat dari kebudayaan kaum syi’ah.
Seiring berjalannya waktu saat ini, kebudayaan Indonesia mulai menghilang satu persatu. Seharusnya kita sadar betapa pentingnya budaya. Sekarang kita boleh bangga dengan budaya kita, tetapi bila kita tidak jaga, maka akan bernasib sama dengan pulau sipadan dan lain – lainnya. Jadi, dari sekarang kita harus menjaga kebudayaan bangsa kita.
Daftar Bacaan
http://www.west-sumatra.com/index.php?option=com_content&task=view&id=71&Itemid=1. Jum’at, 29 Oktober 2010.
http://uun-halimah.blogspot.com/2008/03/tabuik-pariaman-provinsi-sumatera-barat.html. Jum’at, 29 Oktober 2010.