Suweg raksasa / Bunga Raflesia
Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk
fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari
suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang
dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia,
meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik
dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal
dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang
dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi
bunganya. Banyak orang sering salah mengira dan tidak bisa membedakan
bunga bangkai dengan Rafflesia arnoldii. Mungkin karena orang sudah
mengenal Rafflesia sebagai bunga terbesar dan kemudian menjadi bias
dengan ukuran bunga bangkai yang juga besar.
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara
bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif
muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah
beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman.
Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung,
bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh
kembali daunnya.
Bunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru
dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar
spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau
nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya
banyak pengunjung datang untuk "menikmati bau"nya.
Beruang Madu
Beruang madu termasuk famili ursidae dan merupakan jenis paling kecil
dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah fauna
khas provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi
tersebut. Beruang madu juga merupakan maskot dari kota Balikpapan.
Beruang madu di Balikpapan dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama
Hutan Lindung Sungai Wain.
Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering juga
di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada
ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang
pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.
Beruang madu adalah binatang omnivora yang memakan apa saja di hutan.
Mereka memakan aneka buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis,
termasuk juga tunas tanaman jenis palem. Mereka juga memakan serangga,
madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Apabila beruang madu memakan
buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar,
biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu
mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah
berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak
jenis lain.
Beruang madu aktif di malam hari atau disebut juga dengan makhluk
nokturnal, mereka menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pepohonan
untuk mencari makanan.Kecuali betina dengan anaknya, beruang madu
umumnya bersifat soliter. Mereka tidak berhibernasi sebagaimana spesies
beruang lainnya karena sumber pakannya tersedia sepanjang tahun.
Nahh.. demikianlah artikel kali ini, mudah-mudahan bermanfaat, jangan
bosen-bosen ya buat mampir ke blog ini, dan buat yang mau kasih kritik
dan saran bisa melalui komentar, jangan sungkan2 hhehe.. :D sekian dulu
dari saya, Wassalamualaikum..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar