Rasa
nasionalisme dapat berupa memelihara dan mempertahankan potensi alam, budaya daerah, bangga terhadap tanah air, sikap bela
negara dari gangguan-gangguan baik dari dalam maupun dari luar negeri, rasa
nasionalisme juga ditunjukkan dari usaha masyarakat untuk memajukan negara
misalnya di bidang ilmu pengetahuan, olahraga dan banyak lainnya yang dapat
mengangkat bangsa ini di mata dunia. Apabila masyarakat Indonesia memiliki rasa
nasionalisme bukan hal yang susah menjadikan Negara ini menjadi Negara yang
maju. Membangun semangat nasionalisme ternyata tidak semudah yang kita
bayangkan. Oleh karena itu bangsa Indonesia seharusnya dapat menumbuhkan
kesadaran untuk mewujudkan semangat nasionalisme tersebut, seperti dengan
menjaga kedaulatan bangsa dan negara serta dengan mencintai dan merasa bangga
dengan semua yang ada di dalamnya. Indonesia adalah suatu bangsa memiliki
budaya, agama, adat istiadat, dan suku yang beraneka ragam. Semboyan yang sudah
tidak asing lagi adalah “Bhinneka Tunggal Ika”, dimana ungkapan tersebut
merupakan semboyan yang sangat baik untuk dijadikan sebagai cara dalam
memandang keragaman bangsa Indonesia.
NASIONALISME
Pengertian
Nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat
suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan
cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut
merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :
1.
Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya
bersama.
2.
Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan
dan prestise bangsa.
3.
Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang
kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk
yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
4.
Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk
bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
Nasionalisme tersebut berkembang terus memasuki abad
20 dengan kekuatan-kekuatan berikut :
(1) keinginan untuk bersatu dan berhasil dalam me-nyatukan wilayah dan rakyat;
(2) perluasan kekuasan negara kebangsaan;
(3) pertumbuhan dan peningkatan kesa-daran kebudayaan nasional dan
(4) konflik-konflik kekuasaan antara bangsa-bangsa yang terangsang oleh perasaan nasional.
1. Meningkatkan jiwa Nasionalisme
(1) keinginan untuk bersatu dan berhasil dalam me-nyatukan wilayah dan rakyat;
(2) perluasan kekuasan negara kebangsaan;
(3) pertumbuhan dan peningkatan kesa-daran kebudayaan nasional dan
(4) konflik-konflik kekuasaan antara bangsa-bangsa yang terangsang oleh perasaan nasional.
1. Meningkatkan jiwa Nasionalisme
Nasionalisme bisa diartikan merupakan sikap mencintai dan bangga akan segala
sesuatu yang ada di dalamnya, serta rela berkorban untuk menjaganya. Dari
pengertia tersebut ada beberapa sikap yang menurut penulis bisa menambah sikap
nasionalisme, yaitu:
(1)
Mulailah menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, Karena bisa menambah
rasa cinta dan bangga akan hal yang di buat oleh tangan-tangan kreatif
penduduknya.
(2)
Mulailah memperhatikan perjungan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini,
dengan keringat, darah bahkan nyawa meraka rela korbankan untuk bangsa ini.
Bisa dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton,
mengunjungi hal-hal yang berkaitan tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini
bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme yang sudah ada dari
masing-masing individu.
(3)
Mulailah menciptakan prestasi dalam semua bidang misalkan dar bidang olah raga,
akademik, Teknologi dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan rasa
bangga dan sikap rela bekorban demi bangsa. Biasanya hal inilah yang paling
banyak membuat pegaruh dalam diri seseorang dalam menigkatkan jiwa
nasionalisme.
2. Meningkatkan sikap Demokrasi
Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi
penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan
bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip
yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain
sebagai berikut:
(1)
Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.
(2)
Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.
(3)
Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
(4)
Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau
anarkis.
(5)
Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
(6)
Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
(7)
Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan,
masyarakat, bangsa, dan negara.
(8)
Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.
(9)
Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.
3. Mencintai keberagaman Adat, Budaya dan Agama
Keberagaman adat, budaya dan agama merupakan cirri khas dari bangsa Indonesia.
Dari sabang sampai marauke memiliki banyak keberagaman adat, budaya, agama dan
lain sebagainya, yang mungkin kita sendiri belum tahu betapa dahsyat
keberagaman keindahan dan budaya yang bangsa kita mililki. Berikut adalah
hal-hal yang mungkin bisa kita lakukan agar kita tahu dan bangga akan
keberagaman yang di miliki oleh bangsa ini, diantaranya:
(1)
Mulai mencari tahu tentang kebeagaman bangsa ini dan menggunjungi
tempet-tempat tersebut.
(2)
Mulai membuka mata dan melihat betapa keunikan bangsa kita ini dari segi
budaya, sangat memiliki cirri khas yang tidak di miliki bangsa lain dan
sudah banyak orang asing yang mau belajar dan mempelajari keberagaman budaya
yang kita miliki.
(3)
Mulai mencoba kebiasaaan-kebiasaan yang dimiliki oleh bangsa kita ini,
contohnya seperti selalu senyum bila bertemu seseorang yang di kenal maupun itu
orang yang baru di kenal. Karena hal inilah bangsa Indonesia menjadi bansa yang
ramah di menurut bangsa asing yang pernah berkunjung di Indonesia.
(4)
Bangga dan melestarikan kekayaan budaya yang di miliki bangsa ini dalam
kehidupan sehari-hari
Ulasan di
atas merupaan saran dari penulis demi terciptanya persatuan dan kesatuan yang
di miliki bangsa Indonesia, yang saat ini mengalami kerisis kepribadian akibat
pengaruh budaya luar, perkembangan zaman dan teknologi.
4. Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan"
(menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. (oman)
Banyak laporan PBB, yang terakhir
adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari
tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan
memperkuat.
Untuk sebagian orang, pembangunan
berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari
jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal
alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi"
itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Lingkup dan Definisi
Pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan
lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World
Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan
merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Scheme of sustainable development:
at the confluence of three preoccupations.
Skema pembangunan berkelanjutan:pada
titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali
konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman
budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi
alam". Dengan demikian "pembangunan tidak hanya dipahami sebagai
pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan
intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini,
keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya
dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih
mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya.
Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan
konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari
Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan
teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi
sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Beberapa riset memulai dari definisi
ini untuk berargumen bahwa lingkungan merupakan kombinasi dari alam dan budaya.
Network of Excellence "Sustainable Development in a Diverse World" SUS.DIV, sponsored by the European
Union, bekerja pada jalur ini. Mereka mengintegrasikan kapasitas
multidisiplin dan menerjemahkan keragaman budaya sebagai
kunci pokok strategi baru bagi pembangunan berkelanjutan.
Beberapa peneliti lain melihat
tantangan sosial dan lingkungan sebagai kesempatan bagi kegiatan pembangunan.
Hal ini nyata di dalam konsep keberlanjutan usaha yang mengkerangkai kebutuhan
global ini sebagai kesempatan bagi perusahaan privat untuk menyediakan solusi
inovatif dan kewirausahaan. Pandangan ini sekarang diajarkan pada beberapa
sekolah bisnis yang salah satunya dilakukan di Center for Sustainable Global
Enterprise at Cornell University.
Divisi PBB untuk Pembangunan
Berkelanjutan mendaftar beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari
Pembangunan Berkelanjutan:
- Pertanian
- Atmosfer
- Keanekaragaman Hayati
- Biotekhnologi
- Pengembangan Kapasitas
- Perubahan Iklim
- Pola Konsumsi dan Produksi
- Demografi
- Penggurunan dan Kekeringan
- Pengurangan dan Manajemen Bencana
- Pendidikan dan Kesadaran
- Energi
- Keuangan
- Hutan
- Air Minum
- Kesehatan
- Pemukiman
- Indikator
- Industri
- Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi
- Pembuatan Keputusan yang terintegrasi
- Hukum Internasional
- Kerjasama Internasional memberdayakan lingkungan
- Pengaturan Institusional
- Pemanfaatan lahan
- Kelompok Besar
- Gunung
- Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional
- Samudera dan Laut
- Kemisinan
- Sanitasi
- Pengetahuan Alam
- Pulau kecil
- Wisata Berkelanjutan
- Tekhnologi
- Bahan Kimia Beracun
- Perdagangan dan Lingkungan
- Transport
- Limbah (Beracun)
- Limbah(Radio aktif)
- Limbah (Padat)
- Air
Pembangunan berkelanjutan merupakan
konsep yang ambigu, dimana pandangan yang luas berada di bawah naungannya.
konsep ini memasukkan pemahaman keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan
ekolog mendalam. konsep yang berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat
antara eko(lingkungan)sentrisme dan antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu
konsep ini lemah didefinisikan dan mengundang debat panjang mengenai
definisinya.
Selama sepuluh tahun terakhir,
lembaga-lembaga yang berbeda telah berusaha mengukur dan memantau perkiraan
atas apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan mengimplementasikan
apa yang disebut dengan matrik dan indikator keberlanjutan.
Peran Penduduk Dalam Pembangunan
Berkelanjutan
Penduduk
atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan
berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari
pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang
cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya
kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung
alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.
Penduduk Berkualitas merupakan Modal
Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk
yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk
bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat,
efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga
harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan
kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar